Minggu, 17 November 2013

Sakit Bukanlah Kehinaan

Sebagai seorang mukmin, kita dianjurkan untuk memohon limapahan kesehatan.namun jika Allah subhanahu wa ta’ala (SWT) menakdirkan sakit, kitapun dianjurkan menerimanya dengan sikap sabar, rela dan syukur.
       Sakit merupakan sunnah kauniyah (takdir) yang diciptakan oleh Allah SWT untuk hamba-hambanya yang didalamnya mengandung musibah dan ujian. Allah SWT menghendaki kebaikan bagi kaum mukmin yang ditimpa musibah atau penyakit.
      Termasuk keutamaan Allah SWT yang diberikan Allah kepada kaum Mukminin adalah dia menjadikan sakit sebagai penghapus dosa dan kesalahan mereka. Sebagaimana tersebut dalam hadits Abdullah bin Mas’ud, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Tidaklah seorang Muslim ditimpa gangguan berupa sakit atau lainnya, melainkan Allah menggugurkan kesalahan-kesalahannya sebagaimana pohon menggugurkan daun-daunnya.”(HR Bukhari Muslim)
Dari jabir yang bersambung kepada Rasulullah SAW, beliau bersabda, “panas badan ( demam ) akan menghilangkan kesalahan-kesalahan manusia ububan (alat peniup api) melunakkan besi.” (Riwayat Muslim)
      Orang yang ditimpa penyakit bukan berarti orang yang hina, sebagaimana orang yang dianugrahi sehat bukan serta merta adalah orang yang mulia.dua kondisi tersebut sama-sama mengandung hikmah tertentu disisi Allah Ta’ala. Itulah sebabnya begitu banyak hadits yang menyebutkan keistimewaan orang yang sedang ditimpa sakit.
     “Tidak ada yang menimpa seorang Muslim dari kepenatan, sakit yang berkesinambungan (sakit kronis), kebimbangan, kesedihan, penderitaan, kesusahan, sampai duri yang tertusuk karenanya, kecuali dengan itu Allah hapus dosanya,” (Riwayat Bukhari)
      Allah SWT berfirman, “sesungguhnya Aku jika memberi cobaan kepada salah seorang hambaku yang mukmin, kemudian ia bersyukur kepadaku terhadap  apa yang aku timpakan kepadanya, maka (saat) ia bangun dari tidurnya, itu sebagaimana hari saat ia dilahirkan oleh ibunya tanpa dosa-dosa.lalu ar-Rabb berfirman, aku telah mengikat hambaku dan telah aku uji, maka berikanlah (oleh kamu sekalian para malaikat) pahala kepadanya, sebagimana kamu sekalian memberikan pahala kepadanya pada saat ia dalam keadaan  sehat.” (Riwayat Ahmad )
      Masih terkait dengan keutamaan orang sakit dimata Allah Ta’ala, Rasulullah SAW bersabda, “ Tidak ada sama sekali yang menimpa urat seorang mukmin kecuali Allah hapus untuknya dengan cobaan ini kesalahan dan Allah tetapkan baginya kebaikan, dan Allah angkat derajat untuknya.”( Riwayat At-Thabrani )
     “jika kamu menjenguk orang sakit, mintalah kepadanya agar dia berdo’a kepada Allah untukmu, karena doa orang yang sakit seperti doa para Malaikat.” (Riwayat As-syuyuthi).

0 komentar: