Gambar diatas memperlihatkan kepada kita bahwa telah terjadinya malapraktik hijamah, karena kemungkinan besar melakukan pengekopan dalam jumlah yang banyak sehingga terjadilah munculnya bula extracel ( penggelembungan cairan dalam medio hijamah) yang itu merupakan bagian dari mal praktik hijamah yang sering terjadi, karena minimnya pengetahuan tentang hijamah.
Di Indonesia hijamah pada umumnya di kembangkan oleh para ahli pengobatan tradisional yang sebagian besar dari meraka belum pernah mengenyam pendidikan medis.pendidikan hijamah hanya didapatkan dari pelatihan pelatihan yang diadakan lembaga tertentu.Belum ada fakultas kedokteran di Indonesia yang memasukkan hijamah salah satu bagian dari kurikulum pendidikannya. Berbeda dengan Negara lain seperti Malayasia,cina, Amerika, Mesir,jerman, dan beberapa Negara lainnya yang telah memasukkan hijamah pada kurikulum sebagian fakultas kedokteran di sana.
Di Indonesia hijamah pada umumnya di kembangkan oleh para ahli pengobatan tradisional yang sebagian besar dari meraka belum pernah mengenyam pendidikan medis.pendidikan hijamah hanya didapatkan dari pelatihan pelatihan yang diadakan lembaga tertentu.Belum ada fakultas kedokteran di Indonesia yang memasukkan hijamah salah satu bagian dari kurikulum pendidikannya. Berbeda dengan Negara lain seperti Malayasia,cina, Amerika, Mesir,jerman, dan beberapa Negara lainnya yang telah memasukkan hijamah pada kurikulum sebagian fakultas kedokteran di sana.
Sebagian besar lembaga yang menyelenggarakan
pelatihan hijamah di Indonesia hanya membatasi pengajaran pada hal hal yang
berkaitan dengan teknis pelaksanaan hijamah saja,tidak disertai mekanisme
penyembuhan dari tinjauan ilmiah yang
terkandung di dalam pengobatan hijamah. Hal ini tidak lain memang karena masih
kurang nya pengetahuan tentang hijamah.Ada lembaga yang berusaha menyampaikan
sedikit hipotesis tentang hijamah, namun sangat sulit diterima oleh masyarakat
awam bahkan terkesan di buat buat.padahal dari hari kehari, masyarakat semakin
keritis.
Sebetulnya hijamah telah diterima dengan
baik oleh kebanyakan kaum muslimin di
Indonesia dari kalangan non medis, bahkan tanpa diberikan penjelasan ilmiah
sekalipun.Meskipun demikian,ada pula yang memandang hijamah sebagai metode
pengobatan tradisional yang tidak steril
dan tidak ilmiah.Mereka belum melirik pengobatan hijamah karena cenderung
menghindari sesuatu yang menurut
mereka masih belum jelas dan masih
memilih pengobatan yang sudah jelas mekanismenya, walaupun metode pengobatan ini merupakan
bagian dari pengobatan islam.
Ketidak seragaman prosedur pembekaman di
Indonesia menjadi salah satu penyebab
sulitnya hijamah ini diterima secara luas oleh masyarakat,terutama dari
kalangan medis.
Berkaitan dengan kenyataan di atas,
pengetahuan para praktisi hijamah
khususnya dan masyarakat pada umumnya tentang mekanisme atau tinjauan ilmiah hijamah sangat terbatas.
Pengetahuan yang berkembang saat ini sebagian besar terbatas pada teori
teori yang disampaikan oleh ahli
pengobatan tradisional.sehingga,sangat diperlukan suatu usaha dalam
menjelaskan rahasia ilmiah yang terkandung dalam terapi hijamah.
Isu lain yang penting di perhatikan adalah
tentang keamanan pengobatan dengan
hijamah.dalam hal ini yang perlu di perhatikan adalah kondisi kondisi yang
merupakan kontra indikasi dari dilakukannya tindakan hijamah. Sehingga apabila
ditemukan kondisi kondisi tersebut pada diri seseorang, maka tidak boleh
dilakukan tindakan hijamah kepadanya. Pengetahuan tentang anatomi dan fisiologi manusia juga sangat penting dalam menentukan
titik-titik mana yang boleh atau tidak boleh dilakukan tindakan hijamah. Salah
satu sebab malpraktek dalam tindakan hijamah antara lain kesalahan dalam
memahami penentuan titik bekam
ini,sehingga dapat berakibat fatal bagi pasiennya, seperti kelumpuhan atau
akibat lainnya.pengetahuan ini juga penting untuk menentukan titik terbaik untuk
jenis penyakit tertentu,sehingga masing masing penyakit mungkin memiliki titik bekam tertentu yang efektif dan berbeda dengan
jenis penyakit lainnya.
Selain itu, yang harus diperhatikan juga
adalah efek samping yang mungkin muncul akibat terapi hijamah.Diantara hal-hal
yang tidak di inginkan terkait dengan terapi hijamah antara lain anemia depisiensi besi,infeksi local, dan
kemungkinan penyebaran penyakit yang menular melalui darah seperti
hepatitis B,hepatitis C,dan HIV /AIDS.
Sebagai mana dalam penjelasan sebelumnya ,
hijamah dapat menurunkan kadar besi dalam darah.Oleh karena itu harus
diperhatikan dengan sungguh-sungguh terutama pada kelompok yang rentan terhadap anemia defisiensi besi,misalnya
anak-anak dalam usia pertumbuhan dan
wanita pada usia subur, agar tindakan hijamah yang dilakukan tidak sampai menurunkan kadar
besi dalam darah secara berlebihan.karena besi merupakan komponen yang di perlukan
untuk menyusun hemoglobin,yang berfungsi
membawa oksigen dalam darah.dalam hal ini,yang perlu diperhatikan adalah frekuensi pembekaman
dan volume darah yang di keluarkandalam setiap proses pembekaman.anemia
defisiensi besi (ADB) bukan masalah yang
sepele,karena ADB bertsnggung jawab pada + 90% kasus anemia pada
anak-anak.
Infeksi local juga masalah yang harus
diperhatikan oleh setiap juru bekam.bagaimanapun, tindakan invasif terhadap bagian tubuh,apalagi dengan
jarum atau pisau beda,memiliki resiko infeksi yang tidak kecil.apalagi,jika
infeksi yang diperoleh berasal dari virus yang mematikan seperti virus
hepatitis B,hepatitis C,dan virus HIV. Kabir et al.(2006) yang melakukan
penelitian di iran melaporkan bahwa hijamah merupakan salah satu sumber tranmisi (penularan) virus hepatitis C
selain tranfusi darah, penggunaan obat-obatan terlarang melalui jarum suntik
(intravenous Drug Usel/IVDU),kontak seksual, cuci darah (Hemodialisis), dan
factor –faktor lainnya. Pada penelitian ini, dari 1356 pasien yang diketahui mengidap virus
hepatitis C,30 orang(22,2%) diantaranya tertular Virus tersebut melalui hijamah. Penilitian diiran
lainnya yang dilakukan oleh Sali et
al.(2005) melporkan bahwa hijamah yanh merupakan salah satu factor risitranmisi
virus hepatitis B. pada penelitian ini, dari 500 orang pasien yang positif terinfeksi
virus hepatitis B (HBSAg positip), 34 orang (6,8%) di antaranya
tertular virus tersebut
melalui hijamah.
Infeksi virus Hepatitis C merupakan
infeksi yang berbahaya karena kemung kinan adanya komplikasi serius seperti
sirosis hati, gagal hati (liver failure), dan kanker hati (karsinoma
hepatoseluler).infeksi virus Hepatitis C merupakan penyebab utama penyakit
hati kronik,karsinoma hepatoseluler, dan penyebab utama yang
menyebabkan seorang pasien membutuhkan tranplantasi hati.
Kita
tidak dapat menutup kemungkinan bahwa pasien yang di hijamah itu bebas dari
virus-virus tersebut karena dewasa ini jumlah orang yang terinfeksi virus
tersebut semakin meningkat.kita tidak hanya mengandalkan penjelasan pasien atau
percaya begitu saja bahwa dia mengaku tidak terinfeksi virus-virus tersebut.karena bisa saja dia
tidak menyadari bahwa dirinya sedang di
gerogoti oleh virus tersebut,akan tetapi
pada saat ini belum menimbulkan gejala. Karena infeksi akut irus hepatitis C misalnya,biasanya bersifat asimtomatik ( tidak menimbulkan gejala ),dan meskipun
system pertahanan tubuh kadang kadang bisa membasmi virus tersebut ,+ 85
% pasien berlanjut menjadi infeksi virus Hepatitis C kronik,oleh karena begitu bahanya hal ini , maka sterilisasi alat-alat
hijamah merupakan satu hal yang tidak bisa di tawar-tawar lagi. Sterilitas
tidak hanya mencakup jarum yang sekali buang, tetapi juga mencakup sterilisasi
mangkuk(kop) yang selesai digunakan untuk membekam. Yang perlu diperhatikan
adalah juru bekam juga memiliki resiko yang sama untuk tertular pelbagai jenis
virus tersebut, tidak hanya pasiennya saja. Dengan adanya
kemungkinan-kemungkinan tersebut, perlu dipertimbangkan juga apakah pasien
harus menjalani beberapa pemeriksaan laboratorium tertentu lebih dahulu sebelum
diterapi dengan hijamah.
0 komentar:
Posting Komentar