Sabtu, 20 Oktober 2012

PENTINGNYA PENGETAHUAN HIJAMAH

  Gambar diatas memperlihatkan kepada kita bahwa telah terjadinya malapraktik hijamah, karena kemungkinan besar melakukan pengekopan dalam jumlah yang banyak sehingga terjadilah munculnya bula extracel ( penggelembungan cairan dalam medio hijamah) yang itu merupakan bagian dari mal praktik hijamah yang sering terjadi, karena minimnya pengetahuan tentang hijamah.  
            Di Indonesia hijamah pada umumnya di kembangkan oleh para ahli pengobatan tradisional yang sebagian besar dari meraka belum pernah mengenyam pendidikan medis.pendidikan hijamah  hanya didapatkan dari pelatihan pelatihan yang diadakan lembaga tertentu.Belum ada fakultas kedokteran  di Indonesia yang memasukkan hijamah salah satu bagian dari kurikulum pendidikannya. Berbeda  dengan  Negara lain seperti  Malayasia,cina, Amerika, Mesir,jerman, dan beberapa Negara lainnya yang telah memasukkan hijamah pada kurikulum sebagian  fakultas  kedokteran di sana.
   Sebagian besar lembaga yang menyelenggarakan pelatihan hijamah di Indonesia hanya membatasi pengajaran pada hal hal yang berkaitan dengan teknis pelaksanaan hijamah saja,tidak disertai mekanisme penyembuhan dari tinjauan  ilmiah yang terkandung di dalam pengobatan hijamah. Hal ini tidak lain memang karena masih kurang nya pengetahuan tentang hijamah.Ada lembaga yang berusaha menyampaikan sedikit hipotesis tentang hijamah, namun sangat sulit diterima oleh masyarakat awam bahkan terkesan di buat buat.padahal dari hari kehari, masyarakat semakin keritis.
     Sebetulnya hijamah telah diterima dengan baik oleh kebanyakan  kaum muslimin di Indonesia dari kalangan non medis, bahkan tanpa diberikan penjelasan ilmiah sekalipun.Meskipun demikian,ada pula yang memandang hijamah sebagai metode pengobatan tradisional  yang tidak steril dan tidak  ilmiah.Mereka belum melirik  pengobatan hijamah karena cenderung menghindari sesuatu  yang menurut mereka  masih belum jelas dan masih memilih pengobatan yang sudah jelas mekanismenya,  walaupun metode pengobatan ini merupakan bagian dari pengobatan islam.
     Ketidak seragaman prosedur pembekaman di Indonesia menjadi salah satu penyebab  sulitnya hijamah ini diterima secara luas oleh masyarakat,terutama dari kalangan medis.
   Berkaitan dengan kenyataan di atas, pengetahuan para praktisi  hijamah khususnya dan masyarakat pada umumnya tentang mekanisme  atau tinjauan ilmiah hijamah sangat terbatas. Pengetahuan yang berkembang saat ini sebagian besar terbatas pada teori teori  yang disampaikan oleh ahli pengobatan tradisional.sehingga,sangat diperlukan suatu usaha dalam menjelaskan  rahasia  ilmiah yang terkandung  dalam terapi hijamah.
     Isu lain yang penting di perhatikan adalah tentang keamanan  pengobatan dengan hijamah.dalam hal ini yang perlu di perhatikan adalah kondisi kondisi yang merupakan kontra indikasi dari dilakukannya tindakan hijamah. Sehingga apabila ditemukan kondisi kondisi tersebut pada diri seseorang, maka tidak boleh dilakukan tindakan hijamah kepadanya. Pengetahuan tentang anatomi  dan fisiologi manusia  juga sangat penting dalam menentukan titik-titik mana yang boleh atau tidak boleh dilakukan tindakan hijamah. Salah satu sebab malpraktek dalam tindakan hijamah antara lain kesalahan dalam memahami  penentuan titik bekam ini,sehingga  dapat berakibat  fatal bagi pasiennya, seperti kelumpuhan atau akibat lainnya.pengetahuan ini juga penting untuk menentukan titik terbaik  untuk  jenis penyakit tertentu,sehingga masing masing  penyakit mungkin memiliki titik bekam  tertentu yang efektif dan berbeda dengan jenis penyakit lainnya.
  Selain itu, yang harus diperhatikan juga adalah efek samping yang mungkin muncul akibat terapi hijamah.Diantara hal-hal yang tidak di inginkan terkait dengan terapi hijamah antara lain anemia  depisiensi besi,infeksi local, dan kemungkinan penyebaran penyakit yang menular melalui darah seperti hepatitis  B,hepatitis C,dan  HIV /AIDS.
     Sebagai mana dalam penjelasan sebelumnya , hijamah dapat menurunkan kadar besi dalam darah.Oleh karena itu harus diperhatikan dengan sungguh-sungguh terutama pada kelompok  yang rentan terhadap  anemia defisiensi besi,misalnya anak-anak  dalam usia pertumbuhan dan wanita pada usia subur, agar tindakan hijamah  yang dilakukan tidak sampai menurunkan kadar besi dalam darah secara berlebihan.karena besi merupakan komponen yang di perlukan untuk menyusun  hemoglobin,yang berfungsi membawa oksigen dalam darah.dalam hal ini,yang perlu diperhatikan adalah frekuensi  pembekaman  dan volume darah yang di keluarkandalam setiap proses pembekaman.anemia defisiensi  besi (ADB) bukan masalah yang sepele,karena ADB bertsnggung jawab pada + 90% kasus anemia pada anak-anak.
      Infeksi local juga masalah yang harus diperhatikan oleh setiap juru bekam.bagaimanapun, tindakan  invasif terhadap bagian tubuh,apalagi dengan jarum atau pisau beda,memiliki resiko infeksi yang tidak kecil.apalagi,jika infeksi yang diperoleh berasal dari virus yang mematikan seperti virus hepatitis B,hepatitis C,dan virus HIV. Kabir et al.(2006) yang melakukan penelitian di iran melaporkan bahwa hijamah merupakan salah satu  sumber tranmisi (penularan) virus hepatitis C selain tranfusi darah, penggunaan obat-obatan terlarang melalui jarum suntik (intravenous Drug Usel/IVDU),kontak seksual, cuci darah (Hemodialisis), dan factor –faktor lainnya. Pada penelitian ini, dari  1356 pasien yang diketahui mengidap virus hepatitis C,30 orang(22,2%) diantaranya tertular  Virus tersebut  melalui hijamah. Penilitian diiran lainnya  yang dilakukan oleh Sali et al.(2005) melporkan bahwa hijamah yanh merupakan salah satu factor risitranmisi virus hepatitis B. pada penelitian ini, dari 500 orang pasien yang positif  terinfeksi  virus hepatitis B (HBSAg positip), 34 orang (6,8%) di antaranya tertular  virus  tersebut  melalui hijamah.
       Infeksi virus Hepatitis C merupakan infeksi yang berbahaya karena kemung kinan adanya komplikasi serius seperti sirosis hati, gagal hati (liver failure), dan kanker hati (karsinoma hepatoseluler).infeksi virus Hepatitis C merupakan penyebab utama penyakit hati  kronik,karsinoma  hepatoseluler, dan penyebab utama yang menyebabkan seorang pasien membutuhkan tranplantasi hati.
      Kita tidak dapat menutup kemungkinan bahwa pasien yang di hijamah itu bebas dari virus-virus tersebut karena dewasa ini jumlah orang yang terinfeksi virus tersebut semakin meningkat.kita tidak hanya mengandalkan penjelasan pasien atau percaya begitu saja bahwa dia mengaku tidak terinfeksi  virus-virus tersebut.karena bisa saja dia tidak menyadari  bahwa dirinya sedang di gerogoti  oleh virus tersebut,akan tetapi pada saat ini belum menimbulkan gejala. Karena infeksi  akut irus hepatitis  C misalnya,biasanya bersifat asimtomatik  ( tidak menimbulkan gejala ),dan meskipun system pertahanan tubuh kadang kadang bisa membasmi virus tersebut ,+ 85 % pasien berlanjut menjadi infeksi virus Hepatitis C kronik,oleh karena begitu  bahanya hal ini , maka sterilisasi alat-alat hijamah merupakan satu hal yang tidak bisa di tawar-tawar lagi. Sterilitas tidak hanya mencakup jarum yang sekali buang, tetapi juga mencakup sterilisasi mangkuk(kop) yang selesai digunakan untuk membekam. Yang perlu diperhatikan adalah juru bekam juga memiliki resiko yang sama untuk tertular pelbagai jenis virus tersebut, tidak hanya pasiennya saja. Dengan adanya kemungkinan-kemungkinan tersebut, perlu dipertimbangkan juga apakah pasien harus menjalani beberapa pemeriksaan laboratorium tertentu lebih dahulu sebelum diterapi dengan hijamah.                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                              

0 komentar: