Ketika Migrain Menghadang
Sakit kepala pasti pernah dialami semua orang. Kalau berbicara tentang sakit kepala sebelah, kebanyakan orang sudah mengetahui dan mengaitkanya dengan migraine. Dr. Mursyid, SpS(K), KIC dari FKUI-RSCM menyatakan kalau penyebab sakit kepala yang banyak ditemukan selain tension headache adalah migraine (20%). Menurut data ep idemiologi, kaum hawa lebih banyak mengalami migrain (perempuan 25% laki-laki 8%. Migraine bersama dengan tension headache, serta nyeri kepala kluster, berdasarkan klasifikasi oleh internaitional headache society(IHS), digolongkan dalam nyeri kepala primer.artinya nyeri kepala yang tidak disebabkan oleh penyakit di organ lain.
Sakit kepala pasti pernah dialami semua orang. Kalau berbicara tentang sakit kepala sebelah, kebanyakan orang sudah mengetahui dan mengaitkanya dengan migraine. Dr. Mursyid, SpS(K), KIC dari FKUI-RSCM menyatakan kalau penyebab sakit kepala yang banyak ditemukan selain tension headache adalah migraine (20%). Menurut data ep idemiologi, kaum hawa lebih banyak mengalami migrain (perempuan 25% laki-laki 8%. Migraine bersama dengan tension headache, serta nyeri kepala kluster, berdasarkan klasifikasi oleh internaitional headache society(IHS), digolongkan dalam nyeri kepala primer.artinya nyeri kepala yang tidak disebabkan oleh penyakit di organ lain.
Migraine adalah
sindrom klinis dengan gejala nyeri kepala yang episodic dan rekuren (kambuhan)
yang berhubungan dengan gejala lain seperti mual, sensitivitas terhadap cahaya,
suara, atau bau-bauan, sentuhan, atau gerakan kepala. Nyeri kepala yang sering
dihubungkan dengan migraine adalah nyeri kepala sebelah. Gejalanya bervariasi
pada setiap orang. Ada beberapa teori yang menjelaskan terjadinya migraine. Ada
yang menduga penyebabnya adalah perubahan di pembuluh darah otak. Sekarang ada
lagi teori yang mengaitkan jalur saraf dan zat kimia tertentu.
Mendeteksi Migrain
Untuk
mendiagnosis migrain, tidak diperlukan pemeriksaan penunjang seperti pencitraan
atau laboratorium yang khusus. Diagnosis ditentukan jika serangan sakit
kepalayang memenuhi kriteria migraine. Beberapa hal lain yang dapat membantu
mengarahkan diagnosis adalah riwayat migraine di keluarga, awal usia di bawah
45 tahun, keberadaan aura, serta sakit kepala yang berhubungan dengan
menstruasi. Dan yang terpenting, sakit kepala bukan disebabkan oleh penyakit
lain. Oleh HIS, migraine dikelompokkan kembali menjadi beberapa golongan. Pada
praktik sehari-hari, diagnosis migraine yang sering ditemukan adalah migraine
dengan atau tanpa aura.
Aura
Jangan samakan
aura dalam kasus migraine dengan aura berwarna yang katanya berkaitan dengan
kepribadian seseorang. Yang dimaksud dengan aura disini adalah perubahan pada
fungsi otak yang muncul sebelum atau sesudah serangan migraine. Aura migraine bisa berwujud macam-macam.
Mulai dari gejala penglihatan, halusinasi, sampai penurunan kesadaran. Gejala
yang paling sering dikeluhkan adalah penglihatan, seperti melihat garis zig-zag
(fortifikasi), bintik-bintik hitam (stokoma) atau cahaya uyang bersinar.
Kelemahan tungkai yang disertai dengan sensasi seperti lumpuh atau kebas juga
merupakan salah satu menifestasi aura.
Migraine Tanpa Aura
Jenis migraine ini tidak disertai dengan aura. Karakteristiknya adalah
nyeri kepala satu sisi (unilateral) yang berdenyut intensitasnya sudah sampai
berat dan diperparah dengan aktivitas fisik rutin atau saat naik berjalan
ditangga. Gejala tersebut bertahan selama 4-72 jam. Selain itu selama serangan,
dapat ditemukan gejala lain seperti fonofobia (terlalu peka terhadap suara
bising) atau fotofobia (terlalu peka terhadap cahaya), mual dan muntah. Sebelum
serangan biasa pasien mengalami gejala prodromal (pendahulu) seperti
depresimalas beraktivitas (hipoaktif), gerakan mengunyah-ngunyah, atau settring
kencing. Gejala prodromal tersebut biasanya muncul 24
jam atau lebih sebelum serangan.
Migrain dengan Aura
Penyebabnya
tidak di ketahui pasti.serangan migraine
didahului dengan aura yang berlangsung
5-60 menit.sakit kepala dapat langsung muncul sesudahnya atau beberapa
saat usai masa bebas gejala kurang dari satu jam .nyeri kepala dapat
berlangsung 4-72 jam.
Kenali faktor pemicu
Untuk mengatasi migraine
yang pertama harus dilakukan adalah mengidentifikasi factor pemicu. Setiap
orang mempunyai factor pemicu yang berbeda.yang dapat menjadi pemicu serangan
migraine adalah menstruasi,kebiasaan merokok,terlambat makan,stress,trauma
kepala,atau kurang tidur.Dr Mursyid menyatakan ada juga beberapa makanan yang
dikaitkan dengan migraine (terutama bagi
orang yang peka)seperti keju,jeruk, dan kopi.faktor lingkungan juga dapat
mempengaruhi,misalnya suara bising,cahaya
kelap kelip( misalnya pada permianan computer),perubahan cuaca, terhirup asap
rokok atau aroma yang tajam.
Aagar dapat
mengenali factor pemicu,mak sebaiknya anda membuat catatan harian
migraine,dalam catatan tersebut dicatat waktu serangan,derajat beratnya
serangan,makanan yang anda makan sebelumnya,berapa banyak waktu tidur,gejala
lain,dan factor lain yang mungkin
memicu.dengan menyimpan catatan tersebut,anda dapat melihat pola serangan
migrein anda beserta pfaktor pemicunya.
Penanganan
Hindarilah
factor pemicu serangan terapi non-medikamentosa (tanpa obat) yang dapay di coba
adalah meditasi,relaksasi ,dan psikoterapi.sedangkan terapi medikamentosa
adalah dengan obat-oabtan analgesik seperti ibuprofen,atau anti migrain seperti sumatriptan.
Kala migraine menyerang
·
Pada saat migraine menyerang,lakukan beberapa
langkah berikut:
·
Letakan handuk yang sudah dibasahi air dingin di dahi atau leher
·
Hindari
konsumsi kopi,teh,atau sari jeruk.
·
Hindari
gerakan berlebihan
·
Hindari
membaca atau menonton televise
·
Usahakan
rileks istirahatlah diruangan tenang yang redup
Makanan pemicu
migraine
Makanan yang mungkin dapat memicu serangan
migraine:
·
Makan
kaleng atau yang telah diproses (permentasi,dll)
·
Coklat
·
Produk
susu
·
Makanan
yang mengandung monosodium glutamate
(MSG)
·
Makanan
yang mengandung tiramin,seperti keju,ikan asap, hati ayam,beberapa jenis
kacang-kacangan
·
Buah-buahan
sperti alpukat,jeruk,sitrun,pisang
·
Selai
kacang
(sumber majalah dokter kita EDISI 6 JUNI 2009)
0 komentar:
Posting Komentar