Telah ribuan lalu orang menggunakan madu
sebagai bahan alam untuk terapi berbagai macam penyakit,tidak hanya sekedar
untuk pemanis makan.sebagai contoh,Hippocrates(460-377sM),yang diakui sebai
Bapak kedokteran,telah mempraktekan terapi madu (TM) untuk pasien-pasien yang
menderita bisul,koreng, luka-luka dan berbagai penyakit kulit.pada zaman romawi
kuno para juru sembuh (physiciatis) melakasanakan TM untuk keperluan
menyembuhkan pasien-pasien yang menderita
insomnia (sulit tidur) Orang –orang mesir kuno juga mempraktikan TM untuk
penyembuhan penyakit katarak,luka terbuka,luka teriris pisau dan luka bakar.
Sewaktu
perang dunia 1 para dokter jerman menggunakan madu yang dicampur dengan minyak
ikan untuk mengolesi luka –luka prajurit yang lagi perang agar cepat sembuh,selama ini bertahun-tahun
penyanyi-penyanyi opera di eropa meningkatkan stamina dan membilas tenggorokan
mereka dengan minum madu sebelum naik panggung.sekarang,madu semakin banyak
untuk campuran bahan minuman penguat
badan dan kesehatan .
Madu alam
terbuat dari nektar yang dikumpulkan
dari berbagai jenis bunga oleh lebah-sebuah kantung dalam sebuah kantung
didalam tubuh lebah dan mencampurnya dengan bahan kimia antara lain enzim
invrtase.sesampai di sarangnya kembali,campuran kedua bahan tadi dimuntahkan
kedalam ruangan,sel-sel khusus,kemudian berubah menjadi madu.madu ini bersama
dengan pollen digunakan sebagai makanan bagi lebah-lebah pekerja yaitu lebah –lebah betina yang mandul,dan
bagi lebah-lebah jantan.
Mengapa madu
bermanfaat untuk kesehatan dan bahan berkhasiat sebagai obat,memang sangat
menarik untuk di teliti dan dipahami segi rasionalnya.sekitar 345 artikel
ilmiah telah dipublikasikan dalam abad XX khusus tentang TM ini.Dari jumlah
itu,relatif memang belum banyak ,dibandingkan misalnya dengan artikel tentang
terapi racun lebah yang mencapai 3500 artikel.sejumlah alasan mungkin bisa
diajukan , antara lain:ilmu kedokteran yang di ajarkan dikebanyakan belahan dunia,terutama Dunia
Barat,menganut paham Demokratis,seorang dokter romawi kuno,yang lebih percaya
kepada obat-obat kimia daripada obat-obat bahan kimia,termasuk madu.
Paham
demokritus yang lebih mempercayai reaksi patologis dalam tubuh manusia terkait
dengan reaksi-reaksi kimia juga menjadi ajaran inti di indonesia.TM yang
sifatnya holistic tersisi oleh terapi dengan obat-obat kimia untuk berbagai
penyakit yang dikenal sebagai khemoterapi,khemoterapi yang merupakan salah satu
bagian mata kuliah farmakologi di fakultas-fakultas kedokteran termasuk yang
diindonesia menjadi materi pokok bahasan utama dalam penilitian dan
pengajaran.TM yang menjadi topik penilitian dan dipraktikan dalam kedokteran
timur justru tidak diajarkan dan dipraktikan.
Khasiat madu
sebagai makanan bernilai gizi tinggi dan berkhasiat obat untuk penyembuhan
tampaknya terkait dengan kandungan bahannya yang cukup lengkap. Menurut hasil
analisis kimi di negara-negara maju,madu tersusun dari bahan gula,pollen trace
dan air. Madu yang berkualitas baik mengandung air 17,1% bahan-bahan karbo
hidrat seperti levulosa 38,2%,dekstrosa 31,35, Sukrosa 1,3%, Dieskstrin dan gum
1,5% Vitamin dan mineral 0,2% serta substansi yang belum teridentifikasi 3,1%
Bahan-bahan
lain yang teridentifikasi meliputi lapton 7,1% abu 0,2% netrogen 0,04% dan
enzin diastase 2,1% satu sendok teh mengandung sekitar 21 kalori,Hasil analisis
lainnya menyebutkan bahwa madu mengadung
bahan anti oksida asam-asam amino Vitamin dan mineral secara umum,madu jika tonikum
untuk mereka yang sedang lemah badan.
Seacara khusus
konsumsi madu sangat bermanfaat untuk membantu kinerja semua sistem organ:
1.
Sistem pencernaan
Konsumsi madu meningkatkan penyerapan kalsium dalam
usus, menyembuhkan luka lambung, melancarkan buang air besar.
2.
Sistem pernafasan
Madu membantu mengatasi bronkitis dan batuk kronis
3.
Sistem perkemihan
Membantu mengatasi infeksi
4.
Sistem syaraf
Madu membantu menyeimbangkan syaraf sehingga bagus
untuk penderita insomnia, menormalkan tekanan darah dengan menstabilkan emosi,
meringankan sakit kepalakarena ketegangan jiwa (tension headache), meringankan
depresi dan kejang-kejang akibat gangguan syaraf pusat.
5.
Sistem imunitas
Madu meningkatkan imunitas epitel termasuk kulit,
mengatasi bisul-bisul, luka bakar dan radang (dermatitis).
Madu yang baik,asli,mentah,tanpa diproses dan campuri
bahan buatan,berkhasiat terapetik: anti bakteri, antiviral, antiradang,ekspetoran,antibahan
penimbul kanker (karsinogen), laksatif,antianemia,dan tonikum.Manfaat madu
sebagai bahan makanan kesehatan dan hasil TM semakin optimal jika madu di
campur atau dikombinasi dengan pollen dan royal jelly,lebih-lebih juga ditambah
“bee propolis”.
Bagaimana untuk penderita diabetes melitus (DM) ? Boleh dipastikan bahwa DM bukan
kontradiksi untuk TM,Menurut ekperimen pada hewan coba,tikus putih jika hasil
penelitian itu,dikonversikan pada manusia,misalnya untuk orang yang berberat
badan 50kg ,maka madu sebanyak 750 ml yang dikonsumsi perhari baru nyata
meningkatkan glukosa darahnya,Tentu,hal itu tidak pernah terjadi dalam TM pada
seseorang,lebih-lebih untuk penderita DM,Dosis maksimal yang umum dianjurkan
adalah 3x15 m.(1 sendok makan)perhari, jadi dosis sebanyak itu tidak akan
meningkatkan glukosa darah pada orang yang mengkonsusmsinya selain itu,gula
dalam madu sifatnya kompleks,diserap lambat lewat transpor aktif oleh usus,yang
tidak dengan cepat meningkatkan kadar glukosa darah.konsumsi madu bagi seorang
penderita DM justru bermanfaat untuk peningkatan stamina,energi kondisi
umum.selain itu,konsumsi madu bagi penderita DM,justru akan membantu mencegah komplikasi DM yang
berat dan program pada usia lanjut.
Madu sebaiknya tidak semata-mata di pandang sebagai
obat,hanya di konsumsi sewaktu badan dalam kondisi tidak nyaman atau sakit,madu
sebaiknya di konsumsi setiap hari sebagai makanan kesehatan,artinya,madu
dijadikan makanan tambahan atau suplemen makanan yang selalu tersedia diatas
meja makan,karena manfaatnya yang besar untuk mempertahankan dan meningkatkan kesehatan,mencegah
kita untuk mondok di rumah sakit. Lebih baik mengikuti paradigma sehat dari pada
paradigma sakit.
(Penulis, ketua Unit Studi Perlebahan UGM,Bagian
parasitologi FK UGM Yogyakarta)
0 komentar:
Posting Komentar